Dalam
memahami sebuah pernyataan, pertanyaan
bahkan memecahkan suatu masalah, sangat dibutuhkan skill yang mendasar
baik dalam bentuk ilmu pengetahuan maupun penalaran. Dalam coretan blog ini
akan sedikit berbicara mengenai “apa itu penalaran?”π¨.
Penalaran
sendiri merupakan proses dan cara berfikir secara logis dan sistematis guna
menemukan suatu bentuk keyakinan terhadap suatu hal atau pernyataan. Terdapat
struktur yang menghubungkan ketiga konsep penting dalam membentuk suatu penalaran
yaitu asersi, keyakinan, dan argumen.
1. Asersi (assertion), merupakan suatu pernyataan
positif yang menegaskan dan membenarkan
suatu realitas atau teori.
Contoh: Keaktifan mahasiswa berpegaruh terhadap
penilaian mata kuliah Teori Akuntansi.
Asersi (pernyataan) dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Asumsi (assumtion), berupa suatu pernyataan yang
diyakini benar walaupun tanpa adanya bukti.
b. Hipotesis, merupakan suatu pernyataan yang belum diketahui
kebenarannya namun dapat diuji kebenarannya.
c. Pernyataan Fakta, berupa pernyataan yang disertai
bukti kebenaran yang sangat kuat.
2. Keyakinan (belief), yaitu bentuk keyakinan atau
ketersediaan menerima bahwa pernyataan atau teori tersebut benar adanya. Dalam
membentuk suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan, terdapat beberapa unsur
yang perlu kita ketahui diantaranya yaitu:
a. Keadabenaran, untuk mencapai sebuah keyakinan
assersi harus dilandasi dengan kebenaran.
b. Bukan dalam bentuk pendapat.
c. Bertingkat, yaitu bentuk keyakinan bertingkat
mulai dari meragukan sampai sangat meyakinkan.
d. Berbias, yaitu keyakinan dapat dipengaruhi oleh
faktor lain seperti keinginan dan kepentingan pribadi.
e. Bermuatan nilai, dalam suatu keyakinan terdapat
nilai (value) mengenai penting- tidaknya keyainan tersebut dipegang dan
dipertahankan.
f. Berkekuatan, yaitu tingkat kepercayaan terhadap
suatu asersi, apakah asersi tersebut kuat atau lemah.
g. Veridikal, yaitu tingkat kesesuaian suatu
keyakinan dengan realitas.
h. Berketertempaan, mudah tidaknya suatu keyakinan
diubah.
3. Argumen (Argument), merupakan suatu pernyataan
yang digunakan untuk mendukung suatu keyakinan atas suatu pernyataan.
a. Argumen Deduktif, yaitu suatu pernyataan yang
diawali dengan pernyataan umum dan diakhiri dengan pernyataan khusus. Pernyataan
ini terdiri dari tiga tahap yaitu: penentuan premis, proses deduksi, dan
penarikan konklusi.
b. Argumen Induktif, yaitu suatu pernyataan yang
diawali dengan pernyataan khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Selain argumen
deduktif dan induktif, terdapat pula argumen analogi dan argumen sebab-akibat. Dimana
argumen analogi berperan sebagai alat untuk menjelaskan atau mengklarifikasi
dan argumen sebab-akibat berperan untuk meyakinkan bahwa suatu masalah timbul
karena masalah yang lain dengan kata lain dimana ada sebab pasti akan ada
akibat.
Argumen timbul
sebagai suatu pernyataan yang sering kali dianggap sebagai sesuatu yang negatif
yang digunakan untuk membujuk atau meyakinkan orang lain. Banyak orang yang
terkecoh atau mengecohkan suatu argumen.
Kecohan ini merupakan argumen yang dapat membujuk dan mempengaruhi meskipun
dalam argumennya mengandung kesalahan atau bahkan menyesatkan. Kecohan dapat
dilakukan dengan cara strategem.
Strategem yaitu
meyakinkan orang lain tanpa menggunakan argumen yang valid. Cara ini berupa
persuasi tak langsung, membidik orangnya, menyampingkan masalah pokok,
misrepresentasi, imbuah cacah, imbuan autoritas, imbuan tradisi, dilema semu,
dan imbuan emosi.
Salah
Nalar (Reasoning Fallacy) merupakan kesalahan penyimpulan terhadap
suatu pernyataan karena tidak didasari oleh penalaran yang valid. bentuk salah
nalar berupa menegaskan konsekuen, menyangkal anteseden, pentaksaan,
perampatan-lebih, persialitas, pembuktian analogis, perancuan urutan kejadian
dengan penyebaban, dan pengambilan konklusi pasangan.
Aspek
Manusia Dalam Penalaran, dalam menghadapi suatu pernyataan teori
maupun realitas seringkali manusia menggunakan penalarannya untuk mencapai
keyakinan terhadap hal-hal tersebut. Namun ada beberapa aspek yang dapat
menghambat atau menghalangi penalaran dan pengembagan ilmu pengetahuan,
diantaranya yaitu:
a. Penjelasan
Sederhana, penjelasan yang cukup singkat atau sederhana membuat proses
penalaran seseorang menjadi tidak kritis.
b. Kepentingan
Mengalahkan Nalar, kepentingan seringkali digunakan sebagai landasan dan
memaksakan orang untuk memihak satu posisi dan mengambil keputusan meskipun
posisi tersebut sangat lemah dari segi argumen.
c. Sindroma
Tes Klinis, suatu bentuk kesadaran yang ada dalam diri namun tidak diimbangi
dengan suatu aksi.
d. Mentalitas
Djoko Tingkir, menyembuhnyikan apa yang sebenarnya valid dan memenagkan argumen
yang sebenarnya lebah hanya demi melindungi atau menghormati oknum tertentu.
e. Merasionalkan
Daripada Menalar, lebih memilih merasionalkan sesuatu daripada harus menalar
karena lebih membutuhkan ilmu pengetahuan yang cukup dalam.
f. Persistensi,
dalam hal ini seseorang lebih memilih untuk tetap memagang teguh keyakinannya
meskipun ada argumen lain yang lebih kuat bahwa keyakinan tersebut salah.
π πππππππππππππππππππππππππππππππππ
π πππππππππππππππππππππππππππππππππ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar