Sabtu, 29 April 2017
Jumat, 14 April 2017
Aset
Dalam
laporan posisi keuangan sering kali kita jumpai akun aset baik aset lancar
maupun aset tidak lancar. Nah pada postingan blog kali ini akan membahas
mengenai hal yang berhubungan dengan aset. Seperti yang telah dijelaskan dalam
rerangka konseptual FASB, aset memiliki definisi sebagai berikut:
’’Assets are probable future
economic benefit obtained or controlled by a particular entity as a result of
past transaktions or events’’
Suatu
objek dapat dikatakan sebagai aset apabila memiliki beberapa karakteristik
dasar, yaitu aset memiliki manfaat ekonomik yang pasti dimasa yang akan datang,
dikuasai oleh entitas, dan timbul akibat transaksi masalalu.
Dalam aset terdapat suatu pengakuan dimana di dalamnya melibatkan
suatu pengukuran guna mengetahui dan
menentukan angka satuan pengukur terhadap suatu objek untuk menunjukkan makna
dari objek tersebut untuk kemudian dijadikan sebagai dasar dalam mengikuti
aliran fisis objek tersebut.
Untuk dapat memperoleh suatu aset
memerlukan proses yang tidak mungkin terjadi begitu saja, terdapat biaya-biaya
yang harus dicatat sebagai pengukur suatu aset pada saat proses pemerolehan
yang ditentukan oleh batas kegiatan dan jenis penghargaan.
Batas kegiatan sangat erat
hubungannya dengan masalah pengorbanan sumber ekonomik atau biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam membentuk kos suatu aset. Sedangkan jenis penghargaan
berkaitan dengan penentuan kos yang harus dicatat, agar suatu penghargaan dapat
dicatat dalam sistem akuntansi, maka penghargaan tersebut harus dicatat dalam
satuan uang. Cara penentuan kos untuk berbagai jenis transaksi meliputi,
barter, saham sebagai penghargaan, reorganisasi, hadiah atau hibah, temuan
serta pembelian kredit.
Dalam aset terdapat unsur
penilaian yang berarti proses penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada
suatu pos aset untuk kemudian dilaporkan atau disajikan dalam statemen keuangan
pada tanggal tertentu. Tujuan dari penilaian aset ini yaitu untuk
merepresentasi atribut pos-pos aset yang
berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian
yang sesuai.
Penilaian suatu aset dapat
didasarkan pada nilai masukan atau nilai keluaran. Nilai masukan terdiri atas
kos historis, kos pengganti, dan kos harapan sedangkan nilai keluaran terdiri
dari harga jual masa lalu, harga jual sekarang, dan nilai terrealisasi harapan.
Menurut FASB dasar penilaian dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Historical
cost
2. Current cost
3. Current market
value
4. Net realizable
value
5. Present value
of future cast flows
Jumat, 07 April 2017
Konsep
Dasar
Berbicara mengenai konsep,
pastinya semua hal yang berkaitan dengan edukasi atau pengetahuan memiliki
konsepnya sendiri. Dalam catatan blog kali ini akan membahas mengenai konsep
yang dijadikan sebagai dasar atau sering disebut sebagai konsep dasar. Dalam ilmu
akuntansi, konsep dasar berfungsi dalam melandasi suatu penalaran dalam
melakukan perekayasaan pelaporan keuangan.
Misalnya, IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yang mengadopsi kerangka konseptual
IASC sehingga konsep dasar yang dianut oleh IAI juga mengikuti IASC. Konsep dalam
pandangan lain juga dijelaskan oleh Paul
Grady yang menganggap bahwa konsep dasar merupakan sesuatu yang mendasari
kualitas kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai
keterbatasan yang terdapat pada suatu statemen keuangan.
Dalam bukunya ©Suwardjono dijelaskan
pula mengenai konsep kesatuan usaha dimana konsep ini menyatakan bahwa suatu
perusahaan dianggap sebagai kesatuan (badan) yang berdiri sendiri, dan
bertindak atas namanya sendiri serta terpisah dari pemilik karena hubungan
antara pemilik dengan kesatuan usaha merupakan suatu hubungan bisnis.
Dalam konsep kesatuan usaha, ekuitas
dianggap sebagai utang/kewajiban perusahaan kepada pemilik, pendapatan
didefinisikan sebagai aliran masuk aset, dan biaya sebagai upaya untuk
mendatangkan hasil berupa pendapatan, karena tidak akan ada pendapatan tanpa
adanya biaya.
Masih berbicara mengenai konsep, selanjutnya
yaitu mengenai konsep Kontinuitas Usaha yang menyatakan bahwa jika tidak
terdapat tanda maupun gejala dan rencana pasti di masa yang akan datang maka kesatuan
usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi. Konsep kontinuitas usaha ini memiliki
implikasi terhadap laporan periodik, fungsi statemen laba-rugi, dan fungsi
neraca dalam hubungannya mengenai penilaian terhadap aset.
Konsep dasar sebagai landasan
penalaran dalam akuntansi, dilandasi oleh suatu lingkungan yang melindungi atau
mengakui hak milik pribadi sehingga pertanggungjawaban bisnis sangat penting
karena hak milik pribadi merupakan landasan untuk penguasaan suatu sumber ekonomik yang membentuk aset.
Konservatisma merupakan konsep
dasar yang menjadi landasan penentuan perlakuan akuntansi dalam kondisi
ketidakpastian. Konservatisme berimplikasi terhadap pelaporan keuangan yang
akan mengakui rugi yang kemungkinan akan terjadi dan tidak mengakui laba
terlebih dahulu walaupun kemungkinannya besar.
pengendalian internal yang baik
akan menjamin keterandalan suatu data, konsep ini dilandasi oleh penalaran
bahwa objektivitas dalam akuntansi tidak bersifat mutlak sehingga keterandalan
data dapat dijamin jika suatu kesatuan usaha memiliki sistem pengendalian
internal yang memadai.
Sabtu, 01 April 2017
RERANGKA KONSEPTUAL-SUATU MODELπ΄
Apa menu pembahasan kita kali
ini?π
Yaaaps yaitu mengenai materi
teori akuntansi rerangka
konseptual-suatu model.
Telah dibahas
dalam postingan blog sebelumnya mengenai perekayasaan laporan keuangan yang
dilakukan dan bertujuan guna mengalokasi sumber daya secara efektif dan efisien. Nah,
Pada postingan kali ini kita akan membahas mengenai rerangka konseptual-suatu
model. Jadi, apa hubungan perekayasaan laporan keuangan dengan rerangka
konseptual?
Dengan adanya perekayasaan
maka akan muncul suatu kerangka konseptual karena rerangka konseptual merupakan
bentuk atau hasil yang didapatkan dari suatu perekayasaan guna dijadikan sebagai
landasan atau acuan dalam memecahkan suatu masalah dalam akuntansi. Rerangka konseptual
sendiri memiliki banyak versi, salah satunya yaitu kerangka konseptual versi
FASB (Financial Accounting Standards Board) yang memiliki empat komponen yaitu:
tujuan pelaporan keuangan, karakteristik kualitas informasi, elemen statemen keuangan, dan pengukuran serta pengakuan.
Setiap rerangka konseptual
pastinya memiliki suatu tujuan utama yang dijadikan sebagai sebuah prioritas,
salah satunya yaitu tujuan dari rerangka konseptual FASB ini yang lebih
menekankan kepada tujuan fungsional akuntansi, dimana dalam rerangka ini FASB lebih mengarah kepada investor dan kreditor
karena rerangka ini disusun untuk lebih mengutamakan pencapaian tujuan ekonomik
nasional.
Selain rerangka
konseptual, pelaporan keuangan sebagai landasan yang paling penting dalam
penyusunan suatu rerangka konseptual juga memiliki beberapa tujuan diantaranya yaitu
pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat, dapat membantu
pengguna dalam memecahkan suatu masalah, dan menyediakan informasi mengenai
sumber daya ekonomik. Selain itu terdapat pula tujuan utama dari pelaporan
keuangan organisasi nonbisnis yaitu pelaporan keuangan organisasi nonbisnis
harus menyediakan informasi mengenai alokasi dana dan penggunaan dana oleh
organisasi tersebut.
Sebagai suatu pedoman yang
dijadikan acuan bagi penyusun standar akuntansi, rerangka konseptual tentunya
memiliki kriteria tersendiri. Kriteria atau karakteristik kualitatif yang
terkadung dalam rerangka konseptual ini sangat erat hubungannya dengan
kebermanfaatan, maksudnya yaitu apakah informasi dari suatu objek bermanfaat
bagi pengambilan keputusan? Nah ini harus ditentukan secara kualitatif karena
berhubungan dengan keputusan dan keyakinan pengguna atas informasi tersebut.
Mengacu dari tujuan
pelaporan keuangan, terdapat elemen-elemen keuangan yang merupakan bahan
pembentuk informasi sematik yang terkandung dalam statemen keuangan. elemen itu
berupa element (object), ukuran (size), dan hubungan (relationship). Terdapat
perbedaan mengenai pelaporan keuangan dan statment keuangan, dimana keduanya
memiliki tujuan yang sama namun dalam lingkup yang berbeda.
Salah satu komponen yang terdapat dalam rerangka konseptual
yaitu mengenai pengakuan dan pengukuran akuntansi, dimana di dalamnya membahas
mengenai nilai sekarang (present value) yang dapat dihitung dengan rumus =1/(1+i)n dan nilai wajar (fair
value).
Dalam perkembangannya, rerangka konseptual banyak mengalami
peningkatan. Terlebih mengenai rerangka konseptual FASB yang dianggap sebagai
salah satu model atau acuan yang dapat digunakan sebagai pedoman, landasan, dan
bahkan dapat diadobsi serta dimodifikasi guna mengembangkan rerangka konseptual
dalam lingkungan yang baru. Tak heran jika rerangka konseptual FASB ini
memiliki pengaruh terghadap model-model yang terus dikembangkan dan bahkan
terdapat banyak model-model rerangka konseptual yang mirip dengan FASB.
πππππππππππππππππππππππππππππππ
Langganan:
Postingan (Atom)